Playboy Vs Playgirl [chapter 10]

chapter 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9

 

Author: mmmpeb

Genre: romance, friendship, family

Length: chaptered

Rating: PG16

Cast:

  • Kang Minhyuk CNBLUE
  • Krystal / Jung Soojung F(X)
Other cast:
  • Key / Kim Kibum SHINee
  • Kang Minyeon [OCs]
  • Choi Hyerin [OCs]
  • Jung Yonghwa CNBLUE

Disclaimer: this’ my own plot *walaupun keliatannya ceritanya basi* keluar dari otak seorang febri

Note: Pertama-tama, maaf karakter Krystal aku buat jutek. soalnya tampangnya mendukung #plak. Yang kedua, gara-gara baca clandestine (cmiiw klo judulnya salah) di ffindo, aku jadi suka minhyuk-krystal, yah saya shipper mereka. Tapi soal jutek2an aku ga ikut2an dr ff itu, seperti yang aku bilang tadi, tampangnya mendukung (?). Dan yang ketiga dan terakhir, SELAMAT MEMBACA~ jangan lupa komen ^^

****************

 

 

“Key-ah, kau di mana?”

“Aku? di kamar. Waeyo?” tanya Key. Sebelah tangannya tidak jadi membuka pintu mobil.

Tidak apa-apa. Aku ingin jalan-jalan. Kau ada jadwal kuliah pagi ini?”

Tidak ada noona. Free. Mau aku temani? Aku akan siap-siap sekarang!”

Dengan senang hati!”

“Baiklah, aku jemput sekarang ya!”

Key memutuskan sambungan lalu mengotak-atik kontak di ponselnya, mencari nama temannya karena dia ingin memberitahu sesuatu.

“Yobosseyo? Onew-ah, aku tidak bisa masuk kelas hari ini. Titip absen, oke?”

 

 

 

Key duduk mematung di samping Minyeon. Menenggak kopi hangatnya untuk mengulur waktu. Yang diharapkannya saat ini adalah Minyeon mengganti topik pembicaraan, bukan pertanyaan ‘Ada apa dengan Minhyuk?’ yang terus terlontar.

“Aku benar-benar tidak tahu, noona!”

“Tidak mungkin!”

Key masih enggan bicara yang sebenarnya. Dia sudah berjanji pada Minhyuk untuk tutup mulut. Lagi pula dia juga tidak mau beban pikiran Minyeon bertambah.

“Ah, ya sudahlah!”

Minyeon bangkit berdiri. Menggertak. Dan usahanya berhasil karena Key tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan Minyeon, menahan kepergiannya. Gadis itu tahu Key pasti akan menceritakannya. Usahanya tidak sia-sia.

“Duduklah, noona!” kata Key lirih.

Minyeonpun tersenyum, tapi buru-buru disembunyikannya. Gadis itupun kembali duduk di samping Key.

Tidak ada lagi alasan bagi Key untuk menyembunyikannya. Dia sudah jenuh dengan sikap Minhyuk yang acuh. Dan mungkin dengan menceritakannya pada Minyeon, masalah bisa teratasi.

“Jadi, Minhyuk kenapa? Aku khawatir dengannya. Terus terang, sudah berkali-kali dia mengacuhkan teleponku. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. ”

Key menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Minyeon. “Ada masalah antara dia dengan pacarnya. Karena orang ketiga.”

“Mworago?” pekik Minyeon. “Orang ketiga?”

“Ne! Mantan kekasih Minhyuk!”

“Aish! Kang.Min.Hyuk!” geram Minyeon seakan jika adiknya sekarang ini ada di hadapannya, dia akan memakan adiknya sendiri.

“Ini bukan salah Minyuk, noona! Dia hanya dijebak.”

Kekesalan Minyeon berkurang setelah mendengar kalau itu bukan salah adiknya. Yang dia tahu, adiknya adalah tipe orang yang akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga sampai titik darah penghabisan.

“Lantas, dia dijebak dan Krystal salah paham?”

“Begitulah!”

“Tsk! Sinetron!”

Lagi-lagi Minyeon bangkit berdiri. Kali ini dia menggenggam tangan Key secara tiba-tiba dan menarik Key.

“Kita mau ke mana, noona?”

“Menemui Krystal!”

BHUG!

Minyeon tidak sengaja menabrak seseorang karena langkahnya yang sembarangan. Ditatapnya orang yang tidak sengaja ditabraknya dan selanjutnya hanya terdiam. Semua ingatan yang berusaha dilupakannya tiba-tiba muncul begitu saja. Perasaan sakit yang perlahan hilang kini kembali datang.

“Hey, kenapa jalan terburu-buru? Mau pindah lokasi kencan, ya?”

Key mendelik pada namja yang ditabrak Minyeon. Merasa asing karena memang sebelumnya mereka tidak pernah bertemu. Matanyapun kini berpindah pada Minyeon. Dilihatnya gadis itu hanya diam mematung dengan mulut yang sedikit menganga.

“Noona?” panggil Key. Sekalipun Key mengeratkan genggamannya, gadis itu tetap tidak bergeming, matanya tetap intens menatap namja di hadapannya.

Perawakan tampan. Tubuh tinggi. Berkulit putih. Memiliki senyuman yang mampu menghipnotis para gadis, termasuk Minyeon yang masuk ke dalam perangkapnya.

Air mata Minyeon jatuh tanpa diperintah. Rasa sakit yang sudah lama diusahakannya untuk menghilang kini kembali begitu saja. Seperti menekan restore pada file di Recycle Bin, semuanya kembali. Potongan-potongan ingatan memuakkan itu kembali.

Buru-buru Minyeon menyeka air matanya hingga wajahnya kini bersih dari air.

“Untuk apa kau ke sini?” tanya Minyeon lalu menoleh pada gadis yang memilih menghindari tatapan maut Key di belakang namja itu. “Kencan dengan yang baru?”

“Menurutmu?”

“Sepertinya begitu!”

Gadis tadi kemudian menarik-narik ujung kaus abu-abu namja itu dan mereka berbisik-bisik. Gadis itupun pergi meninggalkan tiga orang yang masih bersitegang. Keypun berusaha mengejar gadis itu, gadis yang sudah membuat keadaan sahabatnya kacau karena ulahnya.

“HYER-“

FUCK OFF, Lee Jonghyun!”

Langkah Key terhenti begitu mendengar suara Minyeon yang membahana seisi taman. Membalikkan badannya dan melihat namja yang bernama Jonghyun hampir menyentuh lengan Minyeon.

You have gotten what you wanted. I gave you everything because i did really love you! But it’s over! DONE! Do not ever appear in front of me!”

Jonghyun menyeringai pada Minyeon. “Dari awal aku tidak pernah bilang cinta padamu. I did not love you, but i admitted i loved your body! And now, i forget how the taste is like! Wanna try again?”

“Fuckin jerk!”

PLAK!

Sebuah tamparan melayang di pipi Jonghyun. Minyeon menamparnya dengan kalap hingga berbekas merah di pipi Jonghyun. Jonghyunpun hanya mengusap-usap pipinya dengan wajah datar, tidak membalasnya karena memukul perempuan bukanlah prinsipnya.

Bukan hanya tamparan saja yang Jonghyun terima. Seseorang menarik kerah bajunya dari belakang dan membalikkan tubuh Jonghyun. Key meninju perut Jonghyun. Kalau Minyeon tidak mencegahnya, mungkin namja itu sudah jatuh pingsan karena pukulannya yang bertubi-tubi.

 

*****

“Kau tidak apa-apa?” tanya Jonghyun pada sang penghuni kamar 203.

“Aku tidak apa-apa, oppa! Hanya luka lecet dan lebam!”

Jonghyun berjalan menghampiri Hyerin yang sedang terkapar di atas tempat tidur. Saat gadis itu berniat untuk bangun, Jonghyun menolongnya. Kemudian duduk di tepi tempat tidur.

“Bagaimana ceritanya bisa sampai begini?”

“Aku mengemudi dengan kecepatan tinggi dan aku tidak tahu kalau remnya jadi blong. Minhyuk tiba-tiba membuka pintu mobil di dekatku dan mendorongku keluar dan Minhyuk…,” Hyerin menelan ludah, “mobilku menabrak mobil dari arah berlawanan!”

Hyerin terisak. Menyesali semua perbuatannya. Menangis sembari menatap wajah kakak sepupunya.

“Sudahi saja, oppa! Aku sudah capek! Aku tidak mau meneruskan permainan kita!”

Jonghyun hanya diam dibuatnya. Kejadian ini juga membuatnya terkejut. Dia sendiri juga lelah. Andai Minhyuk tidak mempermalukannya di depan umum saat pertama kali mereka bertemu dulu, mungkin Jonghyun tidak akan memendam rasa sakit hati dan memilih untuk membalas rasa sakitnya itu.

Dan yang membuat Jonghyun lelah, orang yang telah mempermalukannya adalah adik dari gadis yang disakitinya. Membuatnya bimbang dengan apa yang semestinya dia lakukan. Menghentikan permainannya, kah?

BRAK!!!!

Seseorang mendorong pintu itu dengan kasar hingga membuat Hyerin dan Jonghyun menolah ke arah pintu.

“K…kau?”

“Apa kabar?” sapa Key dingin. “Masih ingat aku? Yang tadi pagi.”

Key berlari menghampiri namja itu dan memukulnya bertubi-tubi. Yang ada di kepalanya kini hanyalah wajah sahabat dan orang yang dicintainya sehingga membuat pukulannya makin mengeras.

Key menarik kasar kerah baju Jonghyun. Tanpa ampun Key menonjok wajah Jonghyun yang sudah mulai merasa lemas dengan darah segar yang keluar dari hidung, mulut maupun luka sobek di kulit wajahnya..

BHUG!

“Itu untuk Minhyuk! dan-“

BHUG!

“Itu orang yang selama ini menderita karena kau!”

Key mendorong Jonghyun dan meludah di sampingnya. Menatap geram Hyerin yang hanya bisa menghindar dari kontak mata itu. Keypun keluar. Berlama-lama di sana bisa membuatnya kalap.

Langkahnya terhenti begitu manik matanya menangkap sosok gadis yang kini duduk di lantai bersandarkan dinding. Menutupi wajah dengan kedua tangannya, hingga isakanpun terdengar teredam. Key merasa yakin Minyeon telah mendengar semua apa yang dikatakan Jonghyun.

Key kini berjongkok di depan Minyeon. Menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. Membiarkan kaus hitam yang dikenakannya basah di bagian dada karena air mata Minyeon. Dielus-elusnya rambut Minyeon. Air matanyapun jatuh begitu mendengar Minyeon berteriak.

 

*****

*****

*****

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Pabo! Kapan kau bangun?”

Krystal mengeratkan genggamannya pada tangan Minhyuk.

“Tidak mau melihat keponakanmu? Tsk! Adik macam apa kau? Di hari pernikahan kakakmu saja kau tidak hadir.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Keponakanmu cantik sekali.  Sepertimu, Minhyuk! Semoga kelakuannya tidak sebejat ayahnya dulu.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Harusnya kau lihat saat Key menangis begitu menggendong bayinya. Dia memang cocok menjadi ayah. Tangisan keponakanmu akan reda jika Key menggendongnya.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Bangun Minhyuk! Ayah dan ibumu khawatir! Walaupun hanya menjengukmu satu kali, tapi aku yakin sekali mereka tetap mengkhawatirkanmu. Ah, andai aku sempat bertemu dengan mereka.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Kau tidak bangun juga rupanya?”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

Krystal menangis. Bulir air mata jatuh satu persatu dari ujung kedua matanya.

“Aku akan pergi!” katanya lirih.

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Sepertinya aku tidak pantas disayang. Orang tuaku, lalu kau. Siapa lagi berikutnya?”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Orang tuaku tewas karena aku. Dan kau begini karena aku juga! Cukup! Aku tidak mau ada lagi yang sial karena aku.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

Tangannya yang menggenggam erat tangan Minhyuk kini melonggar. Menarik nafas dalam-dalam dan menghempaskannya dengan keras. Matanya menatap sayu wajah Minhyuk yang terpejam dengan tenang. Membayangkan andai saja kedua mata sipit yang sangat Krystal rindukan itu terbuka perlahan.

Krystal bangkit berdiri. Mencondongkan tubuhnya pada Minhyuk dan  mengecup singkat bibir pucat itu. cukup lama. Air mata Krystalpun menetes ke wajah Minhyuk.

“Itu ciuman dariku yang terakhir. Aku akan menikah, Minhyuk! Ingat dengan perjodohanku dulu? Aku memutuskan akan menerimanya. Aku sudah membuat kesepakatan dengan paman. Pernikahan akan berlangsung jika masalah keluarga paman selesai.”

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

Air mata Krystal mengalir semakin deras. Dia sendiri sudah berusaha mencoba untuk menahannya, tapi air itu turun dengan sendirinya.

“Cegah aku, Minhyuk! Ayo cegah!” Dijulurkannya sebelah tangannya pada Minhyuk, tapi tetap saja Minhyuk diam tidak bergeming sedikitpun.

“Kau tidak mencegahnya? Baik! Hubungan kita sudah berakhir!” kata Krystal seolah-olah emosi.

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

“Selamat tinggal!”

Kedua kaki Krystal bergerak, melangkah dengan enggan keluar dari ruangan Minhyuk. Hatinya benar-benar tidak ikhlas meninggalkan namja yang dicintainya. Tapi mau tidak mau hatinya sudah memantapkan untuk menjauh dari Minhyuk. Dengan begitu, mungkin saja hidup Minhyuk justru lebih baik. Begitulah anggapan Krystal.

NIIIIIIIT NIIIIIIT NIIIIIIT~

Hanya suara elektrokardiograf yang membahana seisi ruangan. Sepi. Hanya ada Minhyuk di dalam sana dengan nafasnya yang mulai sedikit memburu.

NIIIIIIT NIIIIIT NIIIIIT~

Suasana kamar masih saja hening sejak ditinggal Krystal beberapa detik yang lalu.

NIIIIIT NIIIIT NIIIIT~

Ada yang berubah dari wajah Minhyuk. Keningnya sedikit berkerut.

NIIIIT NIIIT NIIIT~

Dadanya tiba-tiba naik turun dengan cepat. Nafasnya semakin memburu. Dan terlebih, air mata meluncur saja dari matanya yang terpejam.

NIIIT NIIT NIIT~

Jemari yang sudah tidak bergerak beberapa bulan ini akhirnya bergerak atas kendali Minhyuk. Mulutnya sedikit terbuka, berbicara sesuatu yang tidak jelas apa maksudnya.

NIIT NIT NIT~

Tenggorokkannya tercekat. Apa ajal sudah datang untuk menjemputnya?

NIIIT NIIT NIIT~

Perlahan tapi pasti nafasnya mulai beraturan.

NIIIIT NIIIT NIIIT~

“K..Krys..”

 

*****

*****

*****

Pintu terjeblak terbuka begitu saja karena ditarik ke dalam terlalu kuat oleh seorang bocah laki-laki berumur sekitar tiga tahun. Mata kecilnya membulat, meremas replika mini power ranger merahnya saking senangnya.

“PAMAN!!!!” pekiknya kegirangan. Memeluk kaki panjang pamannya sembari meluapkan rasa rindunya pada paman tercintanya. Minhyukpun terkekeh. Diangkatnya tubuh kecil itu dan menggendongnya hingga kepala mereka kini sejajar.

“Annyeong, ranger biru!” sapa Minhyuk sebelum mengecup pipi gembung bocah itu.

“Aku bukan ranger biru! Aku ranger pink!”

“Pink? Kau tidak cocok jadi ranger pink. Key lebih cocok, kekeke!” kata Minhyuk terkekeh.

“Terserahlah!” respon bocah itu dengan acuh.

“Mana ibumu?”

“Sedang masak! Ibu masak cream pasta! Kajja!”

“Tahu saja ibumu kalau aku mau ke sini.”

Langkah Minhyuk membawa mereka masuk ke dalam, berjalan ke dapur dan mendapati sosok perempuan sedang sibuk dengan mainannya.

“Baunya sungguh menggoda!” seru Minhyuk dibelakang perempuan itu. Masih sambil menggendong bocah yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri.

“Semua masakan yang aku buat selalu menggoda, haha!”

Perempuan itu mematikan kompornya karena masakannya sudah memasuki tingkat kematangan. Ditutupnya panci itu dengan pasangan tutupnya, kemudian melepas apron biru tua dan meletakkannya di meja dapur.

“Jaebum-ah, kau main ke rumah Inyoung, ya? Otthae?”

Bocah itu merajuk. Masih ingin melepas rindunya pada Minhyuk, tapi sang ibu malah menyuruhnya pergi.

“Gwaenchana, Jae-ya! Paman akan lama kok di sini. Nanti kita main playstation sampai mati!”

“Yaksok?”

Kelingking tangan Minhyuk mencari sebelah kelingking kecil milik bocah bernama Jaebum itu dan menautkannya. “Yaksok!”

Dengan perlahan Minhyuk menurunkan Jaebum dan tanpa aba-aba berlari meninggalkan Minhyuk dan ibunya berdua.

“Inyoung siapa?”

“Anak perempuan tetangga sebelah.”

“Hati-hati, anak jaman sekarang mudah jatuh cinta!”

“Konyol! Umurnya baru 3 tahun, Minhyuk!”

“Yah, siapa sangka!”

Perempuan itu tertawa kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian menarik lengan Minhyuk dan menuntunnya ke meja makan.

“Bagaimana? Benar dia ada di sana?” tanyanya, menatap intens kedua mata sipit Minhyuk yang memancarkan sedikit rasa kekecewaan. Minhyukpun menggeleng. “Tsk! Padahal aku yakin melihatnya di sana!”

Minhyuk menghela nafas. Menggambarkan segala usahanya yang hingga kini masih terasa sia-sia melalui nafas yang dia keluarkan. “Sepertinya Krystal benar-benar menghindar dariku.”

“Belum tentu!”

“Apanya? Aku bertemu dengan seseorang yang benar-benar tinggal di sebelah apartemennya. Aku bahkan harus berbohong kalau aku adalah mantan suami yang ingin rujuk dengan Krystal hanya untuk mendapatkan alamatnya. Akhirnya dia mengerti. Tapi karena ada keperluan, aku tidak bisa langsung ke sana saat itu juga karena urusan mendesakku. Tapi saat keesokkan harinya aku ke sana, orang yang aku temui kemarinnya bilang kalau Krystal sudah  pindah. Dia justru memberiku saran untuk menyerah mendekati Krystal.”

Mendengar cerita panjang lebar dari Minhyuk, yang bisa perempuan itu lakukan adalah menghela nafas. Rasa penyesalan lagi-lagi muncul. Dan Minhyuk yang melihat ekspresinya mengerti apa yang kini dirasakan perempuan itu. Tangan Minhyuk bergerak maju dan menggenggam tangan terkepal perempuan itu.

“Gwaenchana, Hyerin-ah! Aku tidak akan putus asa!”

“Seminggu lagi, Minhyuk! Dan hidupmu akan berubah!”

Pikiran Minhyuk kembali melayang ke kejadian seminggu yang lalu. Saat ayahnya datang jauh-jauh dari Australia hanya ingin membicarakan masalah Minhyuk yang hingga kini di usianya yang hampir menginjak 27 tahun masih melajang. Bagi ayahnya, umur segitu sangat tidak wajar jika belum memiliki pasangan hidup. Waktunya hanya seminggu untuk menghadap pada ayahnya dengan membawa seorang calon istri pilihannya sendiri. Lewat dari seminggu, ayahnya yang akan bertindak.

“Seminggu masih lama. Aku akan tetap berusaha!”

“Maafkan aku, Minhyuk!”

Minhyuk hanya tersenyum. Bosan mendengar permintaan maaf dari Hyerin bila sedang berbicara menyangkut masalah Krystal.

“Waw, hebat! Kau selingkuh dengan perempuan milik sahabatmu sendiri, huh?”

Hyerin dan Minhyuk spontan menoleh begitu mendengar suara laki-laki di ambang pintu dapur. Minhyuk yang bukannya merasa bersalah justru mengangkat tangannya yang menggenggam tangan Hyerin dan seolah melalui itu dia berkata ‘lihat!’. Hyerin hanya terkekeh dibuatnya, apa lagi melihat wajah Key yang berubah aneh karena menahan cemburu. Dengan langkah terburu-buru dia menghampiri Minhyuk dan Hyerin dan dengan kasar melepas tangan Minhyuk dari tangan istri tercintanya.

“Cukup bermain-mainnya! Kau memang sahabatku, tapi bukan berarti aku tidak bisa marah, kan?” kata Key ketus pada Minhyuk lalu berangsur pergi dari dapur menuju sofa kesayangannya untuk melepas penat.

“Kenapa dia?” tanya Minhyuk menoleh pada Hyerin.

“Mwolla! Cemburu mungkin! Kau, sih!”

“Tsk!”

Minhyuk beranjak pergi menyusul Key, meninggalkan Hyerin yang berencana akan menyiapkan makan malam untuk mereka semua lalu menjemput Jaebum di rumah tetangga.

Minhyuk duduk di samping Key. Menyalakan televisi tanpa memandang sang pemilik rumah.

“Maafkan aku, key!”

“Aku benar-benar marah tahu!”

“Aku tahu! Aku ini sahabatmu dan aku tahu seluk beluk tentang dirimu.”

“kalau begitu jangan pegang-pegang tangan istriku lagi!”

“Maaf!”

Terdengar helaan nafas berat dari Key. Menegakkan tubuhnya dan menoleh pada Minhyuk yang kebetulan juga menoleh padanya.

“Aku tahu maksudmu bukan begitu, hanya saja kau harus bisa mengerti posisiku. Apa yang ada dipikiranmu melihat tangan istrimu digenggam oleh tangan laki-laki lain?”

“Sekali lagi aku minta maaf!”

Minhyuk menunduk. Dia sendiri bisa membayangkan itu semua walaupun hingga kini dia masih belum pernah merasakan kehidupan yang disebut pernikahan. Melihat orang yang disukainya sedang berjalan dengan laki-laki lain saja sudah membuatnya cemburu, bagaimana jika dia itu istrinya?

“Sudah lah! Lupakan! Maksudku ingat kata-kataku barusan dan lupakan sikap kasarku tadi!”

“Oke, bos!”

Key kembali merebahkan tubuhnya pada senderan sofa untuk melanjutkan kegiatannya melepas penat. Tak lama kepala Hyerin muncul di ambang pintu.

“Yeobo, makan malam sudah siap! Minhyuk, kau harus makan di sini!”

“Sudah pasti!”

Key berdiri mendahului Minhyuk dan berjalan menuju dapur. Minhyuk berusaha menahan kekehannya begitu mengintip Key sedang memeluk Hyerin dari belakang, merajuk manja membahas masalah tadi.

Mengingat masa lalu, siapa sangka jika Key menautkan hatinya pada Hyerin yang justru biang dari masalah yang menimpa sahabatnya sendiri yang hingga kini belum terselesaikan. Berawal dari rasa simpati Key pada Hyerin yang terus saja memohon maaf pada Minhyuk. Key sendiri tidak pernah menyangka rasa simpatinya berubah menjadi rasa suka dan lambat laun berubah jadi cinta. Rasa sakit hatinya karena penolakan yang dia dapat dari Minyeon makin lama makin terkikis dengan munculnya rasa itu.

 

*****

Minhyuk berjalan seraya menatap layar ponselnya. Hanya bisa berdecak kesal setelah selesai membaca isi pesan panjang yang kakak iparnya kirim untuknya. Langkahnya berhenti di depan pintu apartemennya. Menekan beberapa tombol keamanan hingga berbunyi ‘NIT NOT NIT’ pertanda kombinasi angka yang dimasukkan benar.

Bukannya tidak suka dirinya dititipi keponakannya sendiri untuk dua hari kedepan. Hanya saja timingnya tidak pas. Pekerjaan begitu menyita waktunya dan takut keponakan cantiknya tidak terurus.

Minhyuk tersenyum begitu melihat sesosok gadis kecil berusia tujuh tahun berada di dekat pintu. Melebarkan tangannya hingga gadis itu berlari ke pelukan Minhyuk.

“Apa kabar, paman tampan?”

“Selalu baik!” katanya menahan senyuman getirnya. “Kau sendiri? Sepertinya kau lebih betah di London hingga jarang membalas email paman!”

“Bukannya begitu! Ayah hanya mengizinkanku memakai internet saat weekend!”

“Kau terlalu sering memakai internet sih, makanya ayahmu membatasinya.”

Minhyuk menggandeng tangan keponakannya itu dan membawanya ke meja makan.

“Jam berapa ayahmu pergi?” tanya Minhyuk seraya membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol besar air mineral. Ditenggaknya air itu tanpa menuangnya ke gelas terlebih dahulu.

“Satu jam yang lalu. Ayah ada urusan mendadak, jadi terpaksa meninggalkanku!”

Minhyuk menuang air itu ke dalam gelas berbentuk kepala babi berwarna merah muda dan menyerahkannya pada gadis kecil itu.

“Kau pasti bolos sekolah, ya?”

“Mau bagaimana lagi! Aku rindu pada ibu dan akhirnya membujuk ayah dengan mati-matian agar aku bisa ikut ayah ke Korea!”

Minhyuk berjalan menghampiri keponakan cantiknya. Berlutut hingga Minhyuk kini bisa mensejajari tubuh kecil itu di depannya. Direngkuhnya kedua pipi mulus gadis itu dan dielus-elusnya dengan rasa sayang yang teramat sangat. Mata Minhyuk menangkap hal aneh pada ekspresi gadis itu, seperti menahan sesuatu. Bagaimanapun, sesuatu yang ditumpuk terus menerus melebihi ambang batas akan meledak dengan sendirinya dan itu yang dialami keponakannya kini.

Lengan kecilnya tiba-tiba memeluk leher Minhyuk dan meredam isakannya di bahu laki-laki itu hingga jas abu-abu yang sedang dikenakannya basah.

 

*****

Setelah hampir satu jam duduk bersila di atas tanah yang ditumbuhi rerumputan, berbicara dan bersenda gurau, mereka bertiga bangkit berdiri dan bersiap-siap meninggalkan tempat sunyi itu.

“Yeobo! Lain kali aku pasti kemari lagi. Dengan Jooyeon kita tentunya!”

Sedikit getir dalam berbicara, tapi dia berusaha setegar mungkin agar anaknya tidak kembali larut dalam kesedihan.

“Dah, ibu!” seru gadis kecil bernama Jooyeon itu sembari melambaikan tangannya pada makam sang ibu. Jooyeon kemudian berjalan menghampiri Minhyuk yang berdiri agak jauh dari mereka.

“Minhyuk, bisa jaga Jooyeon lagi? Pekerjaanku masih banyak, harus kuselesaikan sebelum kami kembali ke London malam ini.”

“Tidak masalah! Hari ini aku tidak ke kantor. Aku akan mengajak Jooyeon jalan-jalan,” kata Minhyuk berbohong, mengeratkan rangkulannya pada gadis itu. Terpaksa meninggalkan beberapa pekerjaan yang menunggunya demi anak kakak tercintanya.

“Gomapta!”

“Kau bisa mengandalkanku, Jonghyun-hyung!”

 

 

 

Minhyuk dan Jooyeon memasuki sebuah restoran cepat saji. Mengedarkan pandangan mereka dan akhirnya tertuju pada meja berkonsep bar. Merekapun duduk dan kebetulan ada seorang pramusaji di depan mereka yang sedang sibuk meracik beberapa skop es krim menjadi satu kesatuan.

“Selamat datang!”

Minhyuk dan Jooyeon hanya membalas tersenyum. Mata mereka kini tertuju pada buku menu yang mereka ambil tidak jauh dari tempat mereka.

“Aku mau Choco Double Mix Ice cream!” seru Jooyeon begitu selesai melihat-lihat.

“Aku pesan Mocca Float saja!”

“Baik, ditunggu sebentar!”

Setelah selesai meracik, pramusaji itu pergi mengantarkan es krim pesanan orang lain, digantikan oleh pramusaji yang lain yang kini mulai membuat pesanan Jooyeon dan Minhyuk.

“Joo-ya, paman ke toilet sebentar, ya?”

“Oke!”

Minhyuk beranjak dari kursi putarnya dan berjalan meninggalkan Jooyeon sendirian. Tidak lama seseorang duduk di kursi Minhyuk. Awalnya ingin protes, tapi setelah tahu bangku putar di sebelahnya yang lain juga kosong akhirnya Jooyeon hanya diam. Berharap pamannya cepat kembali karena sebenarnya dia benci ditinggal sendirian.

“Kau sendirian?”

Perlahan Jooyeon menoleh ke sisi kanannya. Menatap seorang perempuan yang telah menduduki bangku Minhyuk.

“Aku?” Jooyeon menunjuk dirinya sendiri.

“Aku melihat siapa lagi memang?”

“Oh! Aku tidak sendirian.”

“Lalu ke mana dia? Toilet, ya?”

Jooyeon menatap was-was perempuan itu. Kembali berharap semoga Minhyuk cepat muncul.

“Begitulah!”

“Siapa? Ayahmu? Ibumu? Kakak? Pacar?”

Kedua gigi Jooyeon beradu. Kesal karena kecerewetan seseorang yang tidak dikenalnya. Berusaha sebiasa mungkin Jooyeon bersikap.

“Ayah!” jawabnya sekenanya.

“Oh!”

Perempuan itu kembali menoleh ke depan. Menyembunyikan senyuman getirnya.

 

-tbc-

 

maaf ya kalo ada kata-kata kasar, cuma mau nyesuaiin keadaan Minyeon dan Jonghyun yang sebelumnya menetap lama di luar negri. Mau disensor pake (*) menurut aku juga percuma karena aku yakin kalian semua tahu apa itu 🙂

Maaf ya diupdatenya lama. Kuliah lagi ga nyante =.=

23 thoughts on “Playboy Vs Playgirl [chapter 10]

  1. Itu cewe yg tnya k’ Jooyeon jangan” Krystal lagi?
    #reader sok tau… :p

    Hmmm… Ok, d’ tunggu lanjutannya Ɣªª thor…
    Jangan, lama” Ɣªª..

  2. bener-bener di luar dugaan di chapter ini..
    Key nikah sama Hyerin??? Gak nyangka..
    Itu yang nanya2 Jooyeon jangan2 Krystal lagi.. *sotoy*

    balikin Minhyuk ama Krystal dong author..huhu gak rela mereka pisah T.T

    update soon ya..aku bener-bener menunggu 😀

  3. Huaa ..
    Ff ini daebak bgt febri ..

    Suka2 ..
    Bikin penasaran a ..

    Aku tunggu kelanjutan nya ..
    Itu cew si krystal yagh ..
    Huu,,sumpah penasaran bgt ..
    Krystal jgn nikah ma org laen lah ..
    Kasian hyukie ku ..

  4. Yeaaayy…rilis juga ff kesukaan ku ^^…

    Gak masalah si onn ada kata-kata kasar di ff ini.. toh emang ff ini udah rate kan?? jadi menurutku fine-fine aja kok… and ;agi aku malah seneng ada kata yg kaya gitu jadi berkesan gimana gitu…

    Pas baca di bagian Minhyuk koma aku pikir Minyeon bakal nikah bareng Key..eh ternyata enggak malah si Key nikah ma yang lain terus si Jonghyun balikan lagi ma Minyeon..

    Eumm…. pasti cewek yg ngobrol ma Jooyeon itu Krystal.. iyakan…??

    udah deh segitu aja komen nya nanti dikira spam lagi ==”

    I will waiting for the next chapter onn ^^

  5. Noonax minhyuk meninggal yah? Sedihnyaaa
    cieee si kibum.cemburunya asoii..
    Thu si cew crewet kyx tau thu siapa #soktau
    ahh pokona mah ditunggu lanjutannya ^_^

  6. kyaaaaaaaaa super duper diluar dugaan ini…
    krystal akhirnya nyerah dan pergi ningglin minhyuk ga terimaaaaa :”(
    kry malah ma hyerin ini daebak bgt ga ada diperkiraan aku huhu…
    dan ternyata kakanya minhyuk meninggal dan anaknya dirawat ma bapaknya jonghyun *bener nih perkiraan kalo jonghyun yg ngehamilin kakanya minhyuk

    kayanya krystal blm nikah deh firasat aku hehe *semoga aja
    dan itu cewe yg nyapa jooyeon apa krystal hoho….
    ayooolah plis buat seromantis mungkin minhyuk – krystal yayyayaya…
    dan mesti happy ending.

  7. akhirnya muncul juga nih FF….
    sumpah ga nyangka jalan ceritanya diluar dugaan…
    key ma hyerin, noonannya minhyuk meninggal
    pasti cewe yang nanya-nanya itu krystal trus percaya kalo minhyuk tuh ayahnya keponakannya.
    bakal seru niihh… lanjutannya jangan lama-lama !!!

  8. Kyaaaaaaa
    Abis baca dr part awal smpe skrng
    Kyaaaa suka bgt yg part ini banyak hal yg ga terduga hoahhh

    Hyerin sma key sempet ak kira key sma kakaknya minhyuk wkwkwk
    Ya ampun penasaran tingkat dewa nih *ok lebe -_-* hehe
    Lanjutnya jgn lma ya 🙂

  9. wah siapa itu cewek yg tanya k jooyeon??
    jgn” krystal? krystal kmn thor? krystal sudah menikah lom?
    kasihan minhyuk ditinggal sma krystal…
    cepet” buat mereka balikan y… g tega lihatnya…
    lanjut thor…
    q suka bgd ff u… ini ff favorit q… ^^

  10. jadi… jadi… akhirnya key sama hyerin, minyeon sama jonghyun (walaupun minyeon meninggal?) ??? wah, aku sama sekali ga nyangka…
    pasti yang nanya2 jooyeon itu krystal deh *soktau*
    langsung chapter berikutnya aja deh~

  11. Minhyuk koma di rumah sakit lama banget sampe akhirnya ditinggal sama krystal 😥
    Key malah nikah sama hyerin. Minyeon sama jonghyun ya? Terus itu minyeon tau2 udah meninggal kasian jooyeonnya jadi piatu 😥
    Tapi seneng liat minhyuk sama jonghyun yg jadi akrab.
    Itu cewek yg ngobrol sama jooyeon siapa? Krystal ya?
    Daebak author lanjuut

  12. wah, mudah2n krystal belum nikah. jdi ntr dia nikah ny ma minhyuk deh.. #hope
    hehe tpi mnrt q pas chapter ini kecepetanny cerita thor..^_^

  13. haduh… aq smpet bingung sndri… aq kira key nikah ma noonanya minhyuk tpi ternyata ma hyerin… hbs dri cuplikan krystal yg di RS kya seolah2 key yg nikah ma noonaya minhyuk… trus aq jga gk nyangka noonanya minhyuk bkln nikah ma jonghyun.. secara dy itu…hmmm…

    dn 1 lagi itu cwek yg duduk dkt jooyeon, krystal kah?

Leave a reply to adienhp Cancel reply