Lie

Lie..

Title : Lie

Author : RiriJU

Cast :

–          Kang Minhyuk CNBLUE

–          Nam Hyura (OCs)

–          Manajer CNBLUE

–          CNBLUE Member

Genre : Romance gagal dan agak gaje kayaknya

Length : oneshoot

Rating : PG 15

Disclaimer : Ini semua pure hasil pemikiran dan kreatifitas saya.

Note : Anyyeong.! ^^ Ini FF pertamaku. Mohon maaf kalo ceritanya agak-agak aneh dan gak jelas. Kalau ada typo, mohon maaf yach. RCL yach, jangan lupa.! Buat readers sekalian selamat membaca.!  J

 

Ku langkahkan kakiku menuju kampus. Ku tengok jam di tanganku menunjukkan jam 07.50 am. Ku percepat langkahku, mengingat pagi ini adalah mata kuliah Han sonsaengnim, dosen killer itu. kubuka tasku untuk memeriksa kalau-kalau aku lupa membawa tugas yang membuatku lembur semalaman. Karena tanpa tugas paper itu, sama juga bohong pergi ke kampus. Aku pasti dikeluarkan dari kelas. Tapi untung saja aku membawanya, tapi tiba-tiba tatapan mataku terhenti di satu benda, nafasku menjadi sesak dibuatnya. Kenapa aku masih menyimpan liontin ini? Liontin itu mengingatkan kembali kenangan-kenangan yang sudah kutinggalkan bersamanya.

 

Flash back

“oppa, memangnya ada apa? Kok mataku pake ditutup segala?” tanyaku penasaran. “tenang saja chagi, sebentar lagi kita sampai.” Jawabnya lembut. “nah, kita sudah sampai!” tambahnya.

Akhirnya penutup mataku terbuka. Kuperhatikan sekelilingku. Bunga mawar putih bertaburan ditambah nyala lilin-lilin yang membentuk tanda hati membuat ruangan ini tambah cantik.

“wahh, Minhyuk oppa, ini betul-betul indah!” ucapku kagum.

“jeongmaliyo? Kau suka?”

“hmmm, yeppo.! Aku suka sekali! Hehe ” aku tersenyum dan melompat kegirangan.

“benarkah?” Dia menarik tubuhku, dan membuat kami semakin berdekatan. jantungku berdetak kencang. Dia memajukan pipinya, dan tangannya menunujuk-nunjuk pipinya.

Hmm aku tahu maksudnya, pasti dia ingin aku mencium pipinya. Kakiku menjijnjit sedikit, karena memang pacarku ini lumayan tinggi jika dibandingkan denganku yang pendek. Kudekatkan wajahku kearah pipinya, kumajukan bibirku, tapi tiba-tiba wajahnya berbalik, dan akhirnya bibir kami bertemu. Segera ku tarik bibirku, dan pura-pura merajuk

“agghh, oppa curang! Mintanya cium pipi, kok …”

“ssttt…” dia meletakkan jari telunjuknya di mulutku, lalu menciumku lagi. Dia memulai dengan ciumannya yang lembut, lalu kami terlarut dalam ciuman yang lebih dalam. Dia melepaskan ciumannya, dan mengecup lembut keningku lalu berbisik “Saranghae.!”

“nado..” balasku sambil tersipu malu. Wajahku pasti sudah seperti udang sekarang.

“Chagi, aku masih punya satu kejutan lagi.”

“apa?” tanyaku penasaran.

“tadaaa..!” dia mengeluarkan liontin berbentuk hati bertuliskan M&H, di dalamnya ada foto kami berdua.

“aku membuat ini sepasang, satu buat kamu, dan satu buat aku!”

“gomawo oppa.! Saranghaeyo!”

 

Flash back off

 

Kenapa aku kembali mengingat hal itu? kenangan itu menyadarkanku bahwa aku memang belum melupakan dia. Hanya dia satu-satunya yang aku cintai, tak ada orang lain. Aku menarik nafasku dalam-dalam, yang sudah terjadi, biarlah berlalu. Toh, dia pasti sudah melupakanku dan kulihat karirnya juga semakin menanjak. Yang lebih penting sekarang adalah gimana caranya supaya tidak terlambat masuk kelas.

Kulihat jalanan sepi, lampu hijau tanda pejalan kaki boleh lewat juga sudah menyala aku pun langsung menyeberang.

Tapi tiba-tiba ada mobil melaju cepat kearahku dan braaakkkkk..!!! aku terpental, nafasku berat, kulihat ada darah. Darah dimana-dimana. Kenangan-kenangan indah dari masa kecilku terbayang-bayang satu persatu. Lalu aku teringat pada kejadian hari itu, kejadian dimana aku memutuskan hubunganku dengan Minhyuk oppa. Hal yang paling aku sesalkan seumur hidupku ini. Aku ingin bersama terus dengannya, itulah perasaanku sebenarnya..

 

Flash back on

“Hyura-ssi!” kudengar ada suara memanggilku. Aku segera menoleh kebelakang, ada seorang pria yang tidak aku kenal berdiri di depan gerbang kampus yang baru saja kulewati. “hyura-ssi!” dia memanggilku lagi. Aku menghampirinya.

“kau Hyura kan?” tanyanya padaku.

“Ne, nu..nugusseyo?” (spelling author bener nggak? Maklum, masih pemula.. membungkuk 90 derajat.) “perkenalkan saya manajer CNBLUE, Mr.***” (author asal aja, karena author nggak tahu).

“oohhh, maafkan saya. Ada perlu apa?” balasku dengan sopan.

“bagaimana kalau kita cari tempat mengobrol yang nyaman?”

“ohh, ne, kita bisa mdngobrol di restoran sebelah sana. Tempatnya lumayan nyaman.” Ajakku seraya menunjuk restoran tepat di depan kampusku.

Di restoran..

“Hyura-ssi, maaf kalau aku tidak sopan, tapi mari kita langsung saja.” Kata manajer itu dengan tegas.

“aahhh, iya. Baiklah.” Jawabku dengan cepat.

“aku sudah tahu hubunganmu dengan Minhyuk.” Aku kaget setengah mati mendengarnya. Bagaimana dia bisa tahu? Kami kan mati-matian menyembunyikannya.

“aku tahu kau pasti penasaran dari mana aku mengetahuinya. Jujur saja aku mengetahuinya dari Minhyuk. Dia sendiri yang bilang padaku. Dia bilang dia jatuh cinta padamu, dan ingin menjalin hubungan yang resmi dan serius denganmu” tambahnya lagi. Aku sangat senang mendengar hal itu, ternyata Minhyuk benar-benar serius kepadaku mengingat hubungan kami belum terlalu lama,masih seumur jagung. Tapi aku tulus mencintainya.

“tapi aku mohon, kau segera mengakhiri hubunganmu dengannya. Kau tahu kan Minhyuk itu public figure. Kau tidak mau kan karir mereka redup hanya karena hubungan kalian. Aku yakin kau mencintai Minhyuk, jadi berkorbanlah untuk dia.”

Mendengar hal itu, aku seperti tersambar petir. Dia menyuruhku memutuskan hubunganku dengan Minhyuk secara sepihak. Rasanya aku mau mati saja. Air mataku mulai menetes.

“aku yakin kau pasti bisa mengakhirinya. Maafkan aku. Aku mohon.!” Tambahnya lagi dengan sedikit memohon.

Aku tidak bisa berkata-kata, tapi aku tidak bisa egois seperti ini. Aku mencintai Minhyuk, tapi aku juga harus memikirkan posisinya. Akhirnya aku mengiyakan permintaan manajernya. Tanpa pikir panjang aku segera menghubungi Minhyuk dan memintanya untuk bertemu.

 

***

Malam ini Minhyuk terlihat tampan walau hanya dengan baju kasualnya.

“chagi, kau kenapa? Kok kamu menatapku sperti itu? apa ada yang aneh denganku hari ini? Atau apa ada sesuatu di wajahku?” tanyanya padaku sambil menunjukkan ekspresinya yang lucu.

“ani, kau terlihat tampan sekali.” Balasku padanya dengan sedikit tersenyum.

“benarkah.?” Dia lalu mengelus pelan rambutku. Aku sangat menyukai ketika dia membelai rambutku. Ahhh, aku pasti akan merindukan ini.

“kalau begitu makanlah, makananmu sudah dingin.” Dia menunjuk makananku dengan sendoknya. Aku mengangguk pelan. Aku menatap dan mengaduk-aduk makananku saja.

“chagi, kau tidak suka makanannya? mau ganti makananya? Mau coba punyaku?” aku hanya terdiam.

“chagii.. hyura.. kau kenapa sih? Kau terlihat tidak bersemangat.” Katanya lembut sambil menggoyang tanganku.

Mendengar suara lembutnya aku jadi tidak tega melakukannya, tapi tekadku sudah bulat, aku harus melakukannya.

“oppa,..”

“hmmmm,.”dia memegang lembut tanganku.

“kita putus saja, aku lelah selalu menunggumu, jadi mari kita akhiri saja.” Kataku lalu melepaskan genggaman tangannya.

“tapi chagi..” dia mengambil kembali tanganku dan menggenggamnya lebih erat.

“chagi,kumohon jangan bercanda.”

“tidak oppa, aku tidak bercanda. Aku ingin kita putus. Aku lelah oppa. Tolong jangan buat ini semakin sulit.”

“Chagia, aku tahu kau lelah, tapi aku sangat mencintaimu, jebal, gajima..” Kata-katanya membuat aku ingin berlari kepelukannya dan memeluknya erat, tapi itu tidak bisa melakukannya, aku telah berjanji.

“mianhae oppa, tapi keputusanku sudah bulat.” Aku hanya menunduk lemah.

“memangnya kau sudah lupa dengan janji-janji kita? kita kan berjanji untuk selalu bersama. Apa kau sudah lupa?” dia menggenggam tanganku lebih erat. Aku lalu melepaskan genggaman tangannya.

“oppa, maafkan aku”

“Aku tidak ingin mengatakan hal ini kepadamu tapi apa boleh buat. Sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu, aku hanya mempermainkanmu saja. Puas? Sekarang lepaskan aku..”

Air mataku jatuh, tapi sebelum dia melihatnya aku segera pergi meninggalkan dia. Kudengar berkali-kali dia memanggil namaku, tapi aku tidak berani melihat wajahnya, aku takut aku akan segera berlari dan memeluknya.

 

Flash back off

 

Minhyuk oppa, aku ingin bersamamu. Aku belum ingin mati. Aku belum mengatakan yang sebenarnya padamu. Maafkan aku.

 

***

Putih,di seluruh ruangan semuanya putih. Dimana aku ini? Kepalaku sakit sekali. Penglihatanku masih kabur. Kulihat ada seseorang disampingku dan memegang erat tanganku. Kutatap lekat dirinya, sepertinya aku mengenalnya. Apakah dia Minhyuk oppa? Aku menggerakan tanganku dan membuat dia terbangun dari tidurnya.

“Hyura-ah, kau sudah sadar?” ternyata benar dia minhyuk oppa. Tapi, untuk apa dia disini? Sejak kapan?

Kulihat lagi dirinya untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi. Dia terlihat kegirangan kerena sesuatu. Aku lalu memberanikan diri bertanya “dimana aku ini? Dan untuk apa kau ada disini?”

“kau kecelakaan, dan kau koma hampir 1 bulan. Dokter sedang menuju kesini.” Jelasnya kepadaku dan memegang tanganku.

“dan sedang apa kau disini? Sudah kubilang kan hubungan kita kan sudah berakhir.”

Tapi dia malah memelukku dan berbisik “apakah kau benar-benar tidak mencintaiku? Kalau begitu kenapa nomorku masih ada di speed dial mu? Nomor satu pula.” Dia tersenyum menahan tawa. Aku hanya menunduk malu.

“tenang saja, aku sudah mengetahui semua kebenarannya kalau kau memutuskanku karena dipaksa oleh manajerku kan?”

“tapi, kau tahu darimana?” tanyaku penasaran.

“manajer tidak sengaja mengatakan hal itu kepada kami pada saat yonghwa hyung mengenalkan pacarnya kepada kami. Aku marah dan kesal, dan akhirnya aku memutuskan untuk mencarimu. Tapi,. “

“tapi, pada saat aku mencarimu, aku menerima telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa kau kecelakaan, dan kondisimu saat itu sedang kritis. Aku panik, aku takut kalau aku akan kehilanganmu. Aku tidak mau kehilangan dirimu untuk selamanya.”

“jadi kau setiap hari menungguiku disini?”

“hmm..” dia mengangguk pelan.

“gomawo..” balasku dengan tersenyum.

“karena itu, tetaplah disampingku selamanya, yeoja pabo!”

“mwo? Pabo? Siapa yang kau bilang pabo?”

“kau? Siapa yang kau? Panggil aku oppa! Dan ya, kau memang yeoja pabo Nam Hyura!”

“siapa suruh kau buru-buru mengambil keputusan dan tidak pernah mendiskusikannya denganku?” dia menaruh tangannya di dadanya sambil tersenyum kecil. Aku menundukkan kepalaku.

“dan lagi kau sepertinya sangat, sangat mencintaiku! Hahaha” kini dia tertawa lepas seperti puas mengejekku.

“siapa bilang, aku..aku..”

Tapi tiba-tiba dia mengecup lembut bibirku dan seketika berhasil membuat jantungku berdegup dengan kencang seakan mau lompat keluar dari dadaku.

“jangan pernah kabur dariku lagi, chagi!” bisiknya pelan, lalu mulai mencium bibirku lagi dengan lembut.

“ehm..ehm..” terdengar suara dari depan pintu. Minhyuk lalu melepaskan ciumannya lalu menoleh kebelakang.

“ahhh kalian, kalau mau masuk ketok pintu dulu dong.!” Ucap minhyuk malu. Kulihat wajahnya memerah.

“maaf kami tidak sengaja masuk, karena pintu terbuka. Ini salah jungshin yang main masuk sembarangan saja.”

“yaaa!! Hyung, kau kan yang menyuruhku untuk masuk.!” Ujar Jungshin dan segera dibekap mulutnya oleh Yonghwa, tingkah mereka sangat lucu sehingga orang yang melihatnya pun pasti akan tertawa terpingkal-pingkal.

“oh yach chagi, kenalkan, yang diujung sebelah kanan itu Yonghwa hyung, kemudian Jungshin, dan itu Jonghyun hyung. Dan semuanya ini Hyura, pacarku.”

“jadi ini wanita yang berhasil membuat kau menangis selama berminggu-minggu?” ledek yonghwa.

“yaaa, hyung, kau terlalu melebih-lebihkan.!” Bantah Minhyuk dengan wajah yang semakin memerah.

“ani, itu benar. Aku teman sekamarmu. Jadi kau tidak usah berbohong! Hyura-ssi, Minhyuk ini setiap malam selalu menangis dan membuat keributan dikamar sehingga aku tidak bisa tidur.”tambah Jungshin.

“Jungshin-ah, awas kau nanti yach!” mereka semua terkekeh melihat tingkah konyol Minhyuk. Dan kisahku baru dimulai, semoga saja abadi selamanya. (authornya sok puitis. Hahaha)

 

~THE END~

 

Di tunggu RCLnya.. ^^

6 thoughts on “Lie

  1. terima kasih untuk komentarnya.. *bow 😀

    kayaknya belum deh,. soalnya karakter manajer disni di buat agak gimana gitu.. hehehe

    🙂

Leave a reply to feb Cancel reply