Rainy Love

 

Title                : Rainy Love

Author            :ayuna

Rating             :PG 15

Genre             :Romance

Length            :Oneshot

Main Cast      :

–          Jung Yonghwa

–          Seohyun (SNSD)

Disclaimer : This ff is my own plot, I only borrow Jung Yonghwa and Seohyun as my cast.

Note    : Hay, I’m a new author. I made this FF for my lovely unnie who likes Yongseo most ^^. This FF is published in my personal blog and my facebook account too, so if you find it, it’s mine. Maybe this FF isn’t satisfied you all because I haven’t yet had many experience in writing. Hope you all enjoy reading. And  I can just say Khamsahamnida..*bow^^

 

—————————————

 

Seorang gadis melongokkan kepalanya keluar jendela. Ia pandangi langit biru yang kini sedikit berubah kelabu. Pikirannya menerawang, seakan menembus awan-awan  yang sedang berkejar-kejaran.

Hujan.

Ia rasa hujan akan turun. Itu artinya ia akan dapat menghirup bau tanah yang terkena air hujan. Bau khas yang sangat ia gemari. Dan entah kenapa hatinya tiba-tiba menjadi sangat gembira.

“Seo…”sayup suara menerobos gendang telinganya., semakin lama semakin mendekat.

“Seo, kau sedang apa?” tersadar gadis yang dipanggil Seo tadi menoleh.

“Jane?”rupanya gadis berambut pirang di sebelahnya yang memanggilnya. “Aku hanya mengamati langit. Hei, menurutmu akankah hujan turun?”tanyanya pada Jane, teman sekelasnya di kampus.

“Mungkin. Astaga Seo, aku sangat bosan. Kapan Mr. Alex menyelesaikan ceramahnya?” Kini Jane juga ikut melongokkan kepalanya di luar. Mengikuti apa yang dilakukakan temannya.

“Aku juga. Hoaamh” jawab Seo sambil menutupi mulutnya karena ia sedang menguap. Entah ke berapa kali ia menguap. Ia juga sangat berharap Mr. Alex mengakhiri ceramahnya. Dan ia juga berharap hujan akan turun.

“Well, kuliah pada hari ini saya akhiri. Saya berharap kalian dapat mengumpulkan tugas tepat waktu, karena ini adalah tugas akhir dari mata kuliah yang saya ajarkan. Selamat siang” Mr. Alex-dosen Seo mengakhiri kuliah. Terlihat banyak mahasiswa yang senang dan mulai sibuk merencanakan malam minggu mereka. Tak terkecuali Seo.

Gadis itu terburu-buru mengemasi barang-barangnya dan keluar ruangan dengan setengah berlari.

“Seo, kau tidak makan dulu bersama kami?” Sarah, salah satu sahabat Seo dari Mesir yang punya tubuh kecil dan dan memakai kerudung mencegatnya.

“Tidak Sarah. Aku sudah ada janji. Lain kali saja”kata Seo cepat, ia tersenyum tipis pada Sarah lalu kembali berlari kecil meninggalkan Sarah yang kebingungan dengan tingkahnya.

 

***

Langit mulai menurunkan  hujan. Memberikan jejak titik-titik pada tanah beraspal. Dengan tergesa Seohyun atau yang biasa dipanggil Seo berteduh di halte bus tak jauh dari kampusnya. Ia duduk di bangku panjang yang di sediakan halte itu. Setelah memposisikan tubuhnya dengan nyaman ia mulai mengamati hujan yang turun.

Selama 20 menit gadis itu melamun. Sesekali ia tersenyum. Sesuatu yang ditunggunya selama ini benar-benar tiba. Hujan datang di bulan September. Di negeri Bungan tulip dan Kincir Angin. Hujan datang seakan itu anugrah Tuhan yang paling besar. Meski negeri tempatnya mencari ilmu tak pernah dilanda kekeringan. Dan hujan datang tepat di saat seseorang yang amat dirindukannya hadir kembali dalam hidupnya. Hujan, negeri ini, halte ini, bulan ini. Semuanya kejadian yang sama setahun yang lalu. Seohyun tersenyum lagi mengingatnya.

“Seo Joohyuuun~~”sapaan ringan dari seorang pria menyadarkan lamunan Seohyun tentang hujan. Laki-laki itu berdiri tepat disamping tempat duduk gadis itu.

Seohyun menoleh, “Jangan panggil namaku dengan nada seperti itu”sungutnya sebal. Ia tidak suka dipanggil dengan intonasi aneh dibelakang namanya. Seperti yang laki-laki itu lakukan.

“Hahaha, baiklah-baiklah. Seohyun, apa panggilan itu lebih nyaman bagimu?”Tanya lelaki itu.

“Of course, this is my REAL name”jawab Seohyun dengan penekanan di salah satu katanya. Ia lalu sedikit menggeser tubuhnya memberi tempat untuk pria itu duduk.

“Astaga~, Tuan Jung. Kau terlambat 20 menit. Lihat sudah jam berapa sekarang?” Seohyun pura-pura kesal. Ia  melihat arlojinya dan menatap lelaki yang kini duduk disampingnya dengan wajah digalak-galakkan. Sedangkan pria disampingnya tidak kelihatan menyesal sama sekali. Ia gemas melihat Seohyun bertingkah seperti itu. Ingin sekali ia mencubit pipi gadis itu saat ini juga.

“Ya Tuhan, hanya 20 menit saja kau sudah segalak ini padaku. Bagaimana jika tadi aku terlambat 1 jam? atau bahkan tidak datang sama sekali?”laki-laki itu tekekeh lalu mengacak rambut Seohyun gemas.

“Jung Yonghwa ssi!”Seohyun mendelik. Bagaimana bisa lelaki di hadapannya membuatnya benar-benar kesal.

“Aigoo~, Arra-arra, aku minta maaf. Sungguh, aku tidak ada niat untuk membuatmu menunggu. Tadi di bandara sudah turun hujan. Dan sangat deras. Karena itu jarang taxi yang lewat. Dan Lihat? Aku terlambat.”jelas laki-laki bernama Jung Yonghwa itu.

“Apa alasan itu bisa diterima?”Tanya Seohyun seakan mereka sedang melakukan transaksi.

Jung Yonghwa tertawa pelan. Dia sangat terhibur dengan tingkah gadis ini.

“Jadi kau minta alasan yang seperti apa nona Seo?”Tanya Yonghwa geli.

“Emmm…” Seohyun berpikir keras. Lalu “Begini saja. Teraktir aku makan dan ku anggap masalah ini selesai? Eotte?”tawarnya dengan mata berbinar.

“Mmmm”Yonghwa bergumam tidak jelas. Ia berpikir sebentar lalu mengangguk, mengiyakan tawaran Seohyun.

***

“Jadi kenapa kau baru kemarin malam menelfonku dan berkata akan datang sekarang? Jangan katakan karena kau merindukanku! Aku tak akan percaya” Seohyun membuka pembicaraan saat ia dan Yonghwa sudah berada di café dekat halte bus tadi.

Yonghwa tertawa pelan, ia sedikit memajukan wajahnya lalu mengusap lembut rambut Seohyun. “Aku memang merindukanmu Nona Seo.” Seohyun memicingkan matanya tapi buru-buru Yonghwa menambahkan “Tapi ada yang lebih penting daripada hanya sekedar merindukanmu” katanya menyeringai.

“Sudah kuduga, pasti ada alasan tertentu! Apa memang?”tanya Seohyun penasaran namun Yonghwa tidak segera menjawab karena pelayan datang menghampiri meja mereka.

“Well, Aku datang kemari karena ada hal yang harus kusampaikan padamu Hyun~ah”kata Yonghwa setelah pelayan itu pergi.

Seohyun yang sedang sibuk memandangi bunga corsage rose di depannya tiba-tiba sedikit terperanjat. Ia merasakan ada yang berbeda dengan kata-kata Yonghwa. Dia tidak pernah mendengar Yonghwa berbicara dengan intonasi se serius ini sebelumnya. Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap kearah Yonghwa.

“Aigoo~ Oppa, wajahmu aneh sekali. Tidak biasanya kau bicara seserius ini. Kau tidak sedang demam bukan? Atau kau masih jetlag?”Seohyun tertawa sumbang. Jelas bahan candaannya tidak lucu karena Yonghwa masih menatapnya serius.

“Aku.. akan melamar seseorang Hyun~ah, aku ingin menikahinya”tandas Yonghwa tiba-tiba.

“Mwo?”Seohyun hampir terlonjak. Sepertinya kalimat pria di depannya belum tercerna dengan baik. Dia tiba-tiba terdiam, hingga seorang pelayan datang membawa pesanan mereka .

“terimakasih ”kata Seohyun dengan bahasa Belanda setelah pelayan itu meletakkan jus stoberi dan Cappucino di mejanya.

“Aku, benar-benar akan menikah”ulang Yonghwa pelan namun masih terjangkau dari pendengaran Seohyun.

Seohyun diam sebentar, lalu menanggapi pernyataan Yonghwa sebelumnya.

“Woaa, jadi uri oppa benar-benar akan menikah? Lalu siapa gadis beruntung yang mendapatkan oppaku ini? Han Ga In eonnie? Lee Minjung eonnie? Atau Kim Tae Hee eonnie?” lagi-lagi gadis itu bercanda, ia masih berharap Yonghwa tidak serius dengan perkataannya.

“Ayolah Seohyun~ah, aku tidak sedang bergurau. Bahkan kau mengenal gadis itu. Dengan sangat amat baik”jelas Yonghwa. Laki-laki itu tepat menatap manik mata Seohyun, meyakinkan gadis dihadapannya tapi dia tidak menyadari perubahan ekspresi Seohyun yang kini terlihat pucat.

“Nde? Nu..nuguseyo?” Oh Tidak,berhentilah berbicara Jung Yonghwa! Kau membuat dada Seohyun sesak. Bahkan bibirnya juga bergetar, pertanda dirinya sedang menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak jatuh dan membasahi pipinya.

Tapi Yonghwa hanya tersenyum penuh arti. Dia menatap Seohyun lembut, seperti dulu-saat mereka masih kanak-kanak. Tidak berubah sedikitpun walau mereka sempat terpisah bertahun-tahun. Sejak Seohyun memutuskan kuliah di negeri bunga Tulip ini dan Yonghwa kuliah di negeri Sakura. Negeri-negeri bunga.

Perlahan Yonghwa merogoh jasnya , detik berikutnya ia sudah mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam berukuran mini. Kotak cincin.

“otte? Bukankah ini sangat indah?” tanya Yonghwa sembari menyodorkan kotak cincin itu dan membukanya.

Seohyun diam sejenak. Menatap cincin itu benar-benar membuatnya lemas.

“Neomu yeppeo”kata Seohyun datar. Ia tersenyum miris. “Oppa, bolehkan aku ke toilet sebentar?” Seohyun berdiri, meminta ijin pada Yonghwa lalu ia pergi sebelum Yonghwa menjawab.

***

Sudah hampir 20 menit Jung Yonghwa menunggu Seohyun. Tapi kenapa gadis itu tidak kunjung kembali. Apa yang dilakukannya selama itu di toilet? Apakah dia sedang sakit perut? Atau ada hal lain yang lebih buruk dari itu?

Astaga, jangan berpikir yang macam-macam Jung Yonghwa! Kata Yonghwa pada dirinya sendiri. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Lalu berniat menyusul Seohyun ke toilet.

Di tempat yang berbeda isak tangis terdengar dari pintu toilet yang tertutup. Seorang gadis menutupi wajahnya dengan tissue.  Sesekali ia membersihkan hidungnya yang sudah mampat hingga ia tidak bisa menghirup oksigen dengan bebas. Dadanya begitu sesak bukan hanya karena kesulitan menghirup oksigen tapi juga karena perasaan terluka akibat pernyataan menyakitkan dari pria yang diam-diam ia cintai.

“Seo Joohyun, kau bodoh!”desis gadis itu pelan dan tajam. “Bagaimana bisa kau mengharapkan Yonghwa? sedangkan jelas-jelas kau tahu perasaannya padamu. Dia hanya menganggapmu adik!” ada nada frustasi dari kalimat Seohyun. Isakannya bertambah keras.

“Menikah? Dia bilang akan menikah?  Dan itu dengan gadis lain! Kau sungguh bodoh bisa berpikir gadis itu adalah kau!” dengan tergesa Seohyun meraih tissue toilet yang tinggal sedikit. Lalu ia membuka kran dan mencuci wajahnya. Ia harus kembali ke meja itu. Yonghwa pasti sudah menunggunya lama. Meski hatinya sakit, tapi dia tidak boleh mengecewakan Yonghwa yang jauh-jauh datang kemari. Meskipun alasan ia datang bukan semata-mata untuk menemuinya.

Setelah ia rasa wajahnya tidak terlihat buruk akibat menangis, dengan perlahan Seohyun membuka pintu toilet.  Gadis itu berharap tidak ada yang mendengar isak tangisnya yang mungkin cukup keras jika saja ada orang yang tak sengaja lewat toilet dan mendengarkan dengan seksama apa yang sedang terjadi di dalam ruangan itu.

Seohyun menundukkan kepalanya dalam. Setelah berhasil menutup pintu toilet ia berbalik dan akan berjalan menuju mejanya lagi. Tapi tiba-tiba ia sudah tidak berniat beranjak. Sesuatu membuatnya berhenti melangkah bahkan sebelum langkah pertamanya berhasil.

Seohyun mengerjapkan matanya pelan. Ia terkejut. Tidak percaya bahwa seseorang telah berdiri tepat di hadapannya. Gadis itupun sudah menduga bahwa orang tersebut adalah orang yang selama 20 menit tadi menunggunya di salah satu meja café ini. Dan celakanya, kemungkinan lelaki itu tahu apa yang terjadi padanya selama ia ada di toilet.

“Angkat wajahmu Hyun~ah”kata Yonghwa setengah mendesis namun gadis itu tidak menurutinya. Dia tetap tertunduk diam tanpa bergerak sedikitpun.

“Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis?”Tanya Yonghwa. Tampak kekhawatiran menyelimuti wajahnya. Sedangkan gadis di hadapannya hanya mematung tanpa berani mengangkat wajahnya.

“Kau menangis karena aku akan menikah?” Lagi-lagi yonghwa bertanya, kini dengan sedikit menyentuh pundak Seohyun pelan. Namun buru-buru Seohyun menepisnya dan menatap Yonghwa tajam. Ia merasa tersindir dengan ucapan Yonghwa meskipun itulah kenyataannya.

“Hyun~ah” Yonghwa hampir memekik ketika tiba-tiba Seohyun mendorongnya pelan dan gadis itu berlari melewatinya, melewati meja yang mereka duduki dan melewati pintu café. Gadis itu pergi meninggalkannya.

Entah apa yang dipirkan Seohyun sehingga ia berani mendorong Yonghwa dan pergi dari café ini. Yang jelas dia benar-benar merasa marah sekaligus malu atas pertanyaan yang terdengar seperti pernyataan baginya. Dan satu-satunya agar ia bisa mengendalikan emosinya adalah pergi dari hadapan Yonghwa secepatnya. Tidak peduli ia akan kehujanan.

“Seo Joohyun~ berhenti!”tiba-tiba Yonghwa sudah menyusulnya. lelaki itu berlari cukup cepat hingga ia sudah menahan tangan mungil Seohyun dengan sigap. “Kau tidak dengar, aku bilang berhenti!”perintahnya.

“Lepaskan oppa! Biarkan aku pergi”tolak Seohyun. Ia berusaha melepaskan tangannya dari tangan Yonghwa namun usahanya sia-sia.

“Jangan keras kepala! Sebenarnya ada apa denganmu? Ku mohon Hyun~ah, bersikaplah dewasa”suara Yonghwa melembut.

Seohyun menatap Yonghwa tajam. Tidak terasa airmatanya kembali jatuh, berbaur dengan hujan yang makin lama makin deras. Ada apa denganku? Masih bisanya dia bertanya seperti itu?  Tidakkah kau tahu aku terluka karenamu oppa. Batin Seohyun.

“Hyun~, neo?” Yonghwa menyipitkan matanya lalu ia menyadari Seohyun sudah menangis.

“Uljima…jebal” katanya lirih. Perlahan Yonghwa menarik tubuh Seohyun, mendekapnya lembut.  Sedangkan Seohyun yang berniat akan berontak dengan perlakuan Yonghwa tiba-tiba mengurungkan niatnya. Dia tidak cukup punya tenaga untuk melakukan perlawanan. Menangis membuat energinya terkuras.

”Mianhae” desis Yonghwa tepat di telinga kanan Seohyun.

“Nappeun..iks” Seohyun masih menangis. Sesekali ia memukul-mukul dada Yonghwa lalu meneriaki laki-laki itu dengan berbagai umpatan. Tapi Yonghwa hanya diam. Ia merasa pantas diperlakukan seperti itu. Asalkan gadis di hadapannya ini bisa lega.

“Ikss…ikss.. nappeun. Oppa, kenapa kau lakukan itu padaku? Iks” Seohyun tetap menangis. Ia sudah tidak peduli apa yang dipikirkan yonghwa. Saat ini dia hanya ingin mengeluarkan apa yang ia rasakan. Kekecewaannya pada Yonghwa, lelaki yang diam-diam sudah dicintainya selama bertahun-tahun dan harapan yang menurutnya memang tidak akan pernah terjadi dari awal. Karena ia selalu berfikir, Yonghwa hanya menganggapnya adik, dan tidak akan berubah meski sekarang gadis itu sudah berumur 22 tahun.

“Jebal.. jangan menangis seperti ini eo? Kau seperti anak kecil, kau tahu?”Yonghwa memohon pada Seohyun, tapi kata-katanya justru membuat gadis itu semakin memberengut. Dengan sebal Seohyun menarik diri dari pelukan Yonghwa lalu berniat untuk berlari lagi, tapi semuanya gagal karena Yonghwa sudah menahan lengannya.

“Chamkamman!”seru lelaki itu lalu buru-buru ia mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya. Lalu menyodorkan sebuah kotak hitam di depan Seohyun, “Ini”.

Seohyun menatap Yonghwa dan kotak yang ada di atas telapak tangan lelaki itu bergantian. Apa-apaan ini? Masih bisanya dia mengeluarkan benda mengerikan itu? Oh Tuhan, ku kira..ku kira dia sudah tahu…

Hyun~ah, Ehm.. Ku rasa..ini saatnya aku harus..”Yonghwa menggantungkan kalimatnya.

Di lain pihak, tubuh Seohyun menegang kembali. Pikiran-pikiran buruknya mulai menjalari otaknnya. Tidak-tidak, jangan katakan apapun oppa! Ya Tuhan, aku tidak mau dengar apa yang dia katakan, sungguh aku tidak ingin tahu siapa gadis..

“Menikahlah denganku?” gumam Yonghwa terlampau cepat, namun gumaman itu berhasil menghentikan pemikiran yang ada di otak Seohyun.

“Nde?” Tanya Seohyun. Ia bingung, pemikiran-pemikiran yang ada di otaknya membuatnya tidak bisa mencerna kalimat Yonghwa dengan cepat, atau karena suara pria itu yang terlampau kecil? Entahlah.

“Aish, kau tidak mendengarnya?.. Huft” desah Yonghwa dengan menghembuskan nafasnya kuat, lalu ia berucap lagi, “menikahlah denganku Seo Joohyun” kali ini suara Yonghwa terdengar cukup jelas. Karena pada saat itu hujan juga sudah berhenti.

“Oppa, bagaimana bisa? Aku? ”hanya kata-kata itu yang dapat Seohyun ucapkan. Berkali-kali gadis itu mengerjapkan matanya, melihat tatapan mata Yonghwa yang penuh harap dan menatap benda yang ada di telapak tangan Yonghwa bergantian. Benarkah ini? Apakah aku tidak bermimpi? Dia hampir tidak percaya mendengarkan ucapan Yonghwa.

“Hyun~a, Kau mau ‘kan?” tanya Yonghwa penuh harap.

Seohyun tampak berpikir. Kejadian ini terlalu membingungkan baginya. Bagaimana bisa ini terjadi, bukankah tadi Yonghwa berkata sendiri bahwa Seohyun mengenal gadis itu? Tapi kenapa tiba-tiba Yonghwa melamarnya? Tidak, pasti oppanya berbohong.

Seakan bisa membaca pikiran Seohyun, Yonghwa berkata, “Kaulah gadis itu hyun~ah, kau orangnya, kau gadis yang aku cintai dari dulu, dan tentunya kau mengenal dirimu sendiri bukan?” Benar apa yang dikatakan lelaki di hadapannya. Tentu saja Seohyun mengenal dirinya sendiri.    Beberapa detik gadis itu berpikir dan menyadari satu hal. Jadi ini memang nyata. Katanya dalam hati. Ia ingin sekali memeluk Yonghwa saat ini juga, tapi niatnya lenyap saat ia teringat bagaimana ia menangis di toilet café tadi. Hal itu membuatnya marah. Ia merasa dipermainkan. sehingga mengiyakan lamaran Yonghwa perlu dipikirkan lagi, walau kenyataannya dia memang sangat mencintai pria itu.

Dengan ragu ia mengambil benda persegi yang ada di tangan Yonghwa, menimang-nimangnya sebentar, kemudian mengembalikannya lagi.

Yonghwa tampak terkejut dengan apa yang dilakukan Seohyun, kenapa gadis itu mengembalikan cincinnya? Ini benar-benar diluar dugaannya.

“Joohyun~ah?”desis Yonghwa putus asa.

Seohyun menunduk dalam. Ia bingung harus bersikap bagaimana. Haruskah ia menerima atau mempertimbangkannya lagi? Tapi sikapnya itu berarti lain bagi Yonghwa. Meski begitu, Yonghwa belum ingin bertanya langsung apa arti dari sikap gadis itu.

“Hyun~ah”panggil Yonghwa sekali lagi. Dan kali ini Seohyun mengangkat wajahnya. Tapi tidak segera menjawab pertanyaan Yonghwa. Gadis itu masih diam dan menatapnya sayu. hal itupun membuat firasat Yonghwa semakin memburuk.

“Baiklah, jika kau tidak….”kata-kata Yonghwa terputus saat ia melihat Seohyun tersenyum tiba-tiba dan itu diarahkan untuknya! Apa ini artinya?

“Ne oppa”kata Seohyun masih dengan senyum mengembang.

“ mwo?”tanyanya lagi. Meyakinkan diri bahwa ini bukan sekedar angannya.

“ne..oppa”

Dan tiba-tiba saja, Yonghwa merasa beban berat di pundaknya hilang. Ia merasa bunga tulip bermekaran di hatinya. Ia merasa musim semi memenuhi hatinya.

 

~FIN~

 

 

18 thoughts on “Rainy Love

  1. Ow indahny berbagi kebahagiaan#eh ngiklan nih
    wow yong
    kau hebat membuat seo sedih#langsung jambak yong
    tapi untungny kau melamarny#dibales jambakan dr yong

    hehehe kenalkn aku new reader#kok kenalan di akhir sih*me:masalah buat loe
    aku seomate jadi suka semua couple yg dgn seo(alias netral utk couple seo)#gk ad yg nany bu
    ff ny daebak
    tadiny kukira yong mau lamar yeoja lain(langsung lirik yong)
    gk tau ny happy ending
    thumbs up d^.^b

  2. aduuuuhhh seo lngsung berpikiran jauh si, ampe nangis di toilet pdhlkan yg mau dilmar ma yong dia… kkekkekke yong bisa ja bkin seo nangis…. 🙂 yongseo real

Leave a reply to ayuna Cancel reply