Value of Friendship (part 2 of 2)

posters

 

Title:  Value of Friendship (2/2)

Author: @upleize

Rating: T

Genre: Friendship

Length: Double Shot

 Cast:

Lee Jungshin (CNBLUE)

Kang Minhyuk (CNBLUE)

Kim Ji Won

Park Jiyeon (T-ARA)

 

Disclaimer:  the story is authors, and the cast are belong to them self

Note: Happy Reading !  (this ff has been published before in my private blog)

 

Minhyuk POV

Aku berlari dan menangkap kerah baju Jungshin, dan langsung menghajarnya.  Jungshin bingung,

“Minhyuk-ah wae?” dia masih sempat bertanya padaku.Jiyeon dan Jiwon bingung. Aku menjawab pertanyaannya dengan pukulan kedua.

“Minhyuk hentikan!Kenapa kau memukulnya?” Jiwon Menjerit tapi aku tak peduli. Jiwon ini semua kulakukan demi dirimu. Jungshin membalas pukulanku. Pukulannya cukup keras hingga membuat aku tersungkur ke tanah. Aku bangkit dan memukul perutnya lagi.

“Kalian hentikan!” orang orang mulai berkerumuh. Jiwon mencoba melerai kami. Tanganku tak sengaja mendorongnya ke samping. Jiwon terjatuh.

Jungshin POV

Apa?  Minhyuk mendorong Jiwon. Ya! Kang MINHYUK, jangan harap aku merestui hubunganmu dengan Jiwon.  Aku menyesal ingin menjodohkannya dengan Jiwon. Aku bangkit dan dan memukulnya tanpa ampun. Tak ada satu orangpun yang boleh menyakiti Jiwonku. Aku mengentikan pukulanku yang bertubi tubi. Jiwon menangis. Aku memakaikannya jas, dan membantunya berdiri.

“Jiyeon… Maafkan aku..” kataku pada Jiyeon. Dia sama shocknya denganku. Aku berlalu merangku Jiwon pergi dari tempat itu. Aku tidak peduli dengan Kang Minhyuk yang berdarah darah itu. Biarkan saja.

“kau tidak apa apa?” itu kata kata pertama yang terlontar dari bibirku sejak perjalanan pulang. Kami singgah di sebuah mini market Jiwon mengobati luka di wajahku.

“nih.. es krim.. “ aku menyodorkan semangkuk es krim padanya. Semoga ini bisa menenangkannya.

“makanlah, setelah ini harus pulang dengan ceria..” kataku menyeka sisa air matanya dengan tissue. Dia mengangguk pelan.

“kenapa Kang Minhyuk memukulku? Kenapa kau marah padanya?” aku bertanya banyak sekali

“aku marah, dia mengataimu brengsek… aku rasa dia kesal padamu, aku tidak tahu kenapa..” jelasnya lemah.

“sudahlah, ayo kita pulang saja.. besok baru ngobrol lagi”

***

Normal POV

Jiwon memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Minhyuk, dia cukup kesal pada Minhyuk yang sudah menyerang Jungshin dan mengatainya macam macam.Jungshin juga tak menyinggung walau sebetulnya Jiwon cukup senang, cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Minhyuk sudah bilang mencintainya. Mereka menjalani hari hari mereka seperti biasa, bermain, belajar atau sekedar minum kopi bersama di coffe shop favorit mereka.

“Annyeonghasseyo..ahjumma, apa benar ini rumah Jiwon?” Jiyeon sudah tiba di rumah Jiwon. Jungshin dan Jiwon mengundang Jiyeon ke rumahnya.

“iya benar.. kau pasti Jiyeon kan? Masuklah, Jungshin dan Jiwon ada di kamarnya..” jelas ibu Jiwon. Jiyeon berjalan masuk dan tiba di sebuah tangga. “kau naik saja.. lurus, pintu paling pertama..” jelas ibu Jiwon. Jiyeon kemudian menaiki tangga dan mendapati pintu pertama.

Cklek!

“Jiyeon???”Jungshin dan Jiwon bersamaan. “ayo masuk masuk…” Jiwon menarik tangannya masuk.

“jam 3 sore nanti ada pertandingan basketku.. kalian jangan lupa nonton, aku akan pinjam mobil ayah supaya kita berangkat bertiga..” kata Jungshin, dia kemudian duduk bersama jiyen di tempat tidur.

“tim sekolah?” Tanya Jiyeon

“iya… kami akan melawan tim sekolahmu Jiyeon..” sambaing Jiwon

“berarti kau akan melawan Minhyuk? Dia kapten basket tim sekolah kami..”Jiyeon sedikit bergidik menjelaskan hal ini.

“benarkah????” Jiwon dan Jungshin lagi lagi kaget. Wah..padahal sungguh tidak enak ketemu dengan Minhyuk dalam keadaan seperti ini. Batin Jiwon.Jungshin tersenyum licik.

Pertandingan dilaksanakan di sebuah stadion basket sebuah sekolah swasta lainnya. Sudah banyak orang berkumpul untuk menonton pertandingan. Seperti biasa Jiwon akan ikut duduk di bangku tim bersama pemain cadangan lainnya. Ini permintaan Jungshin.Setiap pertandingan Jiwon tidak pernah duduk di bangku penonton. Special untuk pertandingan Jungshin, dia akan duduk di bangku tim bersama teman teman Jungshin. Sementara Jiyeon terpaksa harus ikut bergabung dengan teman temannya yang mensupport tim sekolah mereka.

“Shin…” Jiwon merentangkan tangannya memeluk Jungshin yang jangkung.

“ini pelukan penyemangatku… harus menang ya..!” kata Jiwon enteng..

“makasih chagi….” Jawab Jungshin terkekeh.Dia melihat Minhyuk yang sedang menatap mereka dari seberang lapangan.Jungshin tersenyum licik. Dan melepas pelukan Jiwon.

“Shin..fighting!” ritual ini selalu dilakukan sesaat sebelum Jungshin bertanding atau Jiwon mengikuti lomba. Mereka percaya pelukan penyemangat akan memenangkan mereka dalam hal apapun

Peluit wasit menandakan pertandingan harus dimulai. Jungshin dan Minhyuk yang bertindak sebagai kapten dari masing masing tim berkumpul di tengah lapangan bersama wasit. Koinpun dilemparkan. Bola pertama berada di tim Minhyuk

Minhyuk POV

Sial! Jiwon memeluk Jungshin? Omo..Kang Minhyuk, kau tidak boleh hancur Cuma gara gara hal ini. Kau harus mengalahkan Lee Jungshin sialan itu. Baru kemudian membuktikan kejahatannya dan menyelamatkan Jiwon. Akhirnya bole pertama berada pada timku. Ini pertama kalinya aku berhadapan dengan tim Jungshin. Aku sering mendengar dia sering disebut All Killer karena kecepatan dan ketepatannya. Aku tidak peduli! Lee Jungshin, sehebat apapun kau, kau harus kalah di tanganku. Kami bermain cukup gesit. Bola bola emasku dengan mudah diraih oleh Jungshin. Dia mencegahnya masuk ke basket tim mereka. Benar dia sangat Hebat. Dia brilian harus kuakui. Hingga pertengahan pertandingan, kami seimbang. Pelatih meminta waktu untuk break. Kuhirup air mineralku beberapa teguk. Sambil mencuri pandang pada tempat Jiwon duduk. Dia sedang berbincang dengan Jungshin. Mereka sangat akrab. Aku ingin jiwon bersikap seperti itu padaku. Aku ingin dia memperlakukanku seperti Jungshin.  aku cemburu, benar benar cemburu. Botol airku terlepas dari genggaman dan tumpah memenuhi lantai. Jungshin menoleh ke arahku, aku membuang muka dan mencoba mendengar apa kata pelatih.

Pertandingan dilanjutkan. Kali ini tim Jungshin lebih baik dari sebelumnya. Mereka lebih cepat. Koordinasi mereka juga sangat baik. Banyak sekali tri poin yang terjadi.Tapi kami tak begitu saja menyerah. Kami juga membalas dan mengejar ketinggalan. Kepalaku rasanya sakit saat mengingat Jiwon dan Jungshin. Aku rasa Jiwon benar benar mencintai Jungshin, apapun keadaannya.Tapi aku masih tidak rela, dengan kelakuan Jungshin. Konsentrasiku hilang di tengah pertandingan.  Jiwon…. Bayangan Jiwon yang menderita karena Jungshin.

Tim Jungshin menang… walau perbedaan angka kami sangat tipis 50-52 tapi kami kalah. Aku tertidur di tengah lapangan. Menyaksikan Jungshin berpelukan lagi dengan Jiwon. Aku tidak peduli lagi dengan teriakan pelatih. Aku terlalu memikirkan Jiwon. Seseorang mengulurkan  tangannya kepadaku. Aku mendongak, dia Jungshin.Tanpa bantuan tangannya aku berdiri. Untuk apa dia kesini? Mau mengejekku? Ckckc..pria menyebalkan ini benar benar brengsek!

“Kau salah, Kang Minhyuk…” begitu katanya. Dan dia kemudian berbalik pergi..aku salah? Sialan. Aku mengumpat kesal dan beranjak dari sana.

***

Jungshin POV…

“aku butuh bantuanmu Jiyeon..” kataku pada Jiyeon.

“bantuan apa?”

“begini, aku rasa Minhyuk salah paham padaku… aku mengerti maksudnya selama ini..kenapa dia memukulku, dan hal hal lain yang berhubungan” jelasku

“jadi apa?” aku kemudian menjelaskan tentang minhyuk yang selama ini salah sangka tentang hubunganku dengan Jiwon. Dia pikir aku dan Jiwon pacaran dan aku berselingkuh dengan Jiyeon di depan mata Jiwon dan Jiwon sedih dan terluka. Itulah kenapa Kang Minhyuk begitu membenciku. Dia pikir aku telah membuat Jiwon terluka.

“bukankah kau tidak suka Minhyuk dekat dengan jiwon?” kata Jiyeon menanggapi penjelasanku

“memang aku pernah bilang begitu ya?” aku mengerutkan kening

“cih! Kau mengumpat dan tak akan merestui Minhyuk dengan Jiwon…” katanya lagi, dia menjutak kepalaku pelan.

“arrasseo… arrasseo.. aku mengatakannya karena aku emosi waktu itu..” aku mencoba membela diriku. “itu karena dia mendorong Jiwon sampai jatuh..”lanjutku

“hei, kang Minhyuk juga tak tahu soal itu.. dia tidak sengaja… kita berdua sama sama tahu, Minhyuk menyukai Jiwon..” Jiyeon tertawa cukup keras. Dia menertawakanku.

“ya! Kau tertawa?” aki pura pura marah, dia tak mempedulikanku, Jiyeon terus tertawa.

“apa kau menyukai Jiwon? Kau mencintainya kan?” Kata Jiyeon, dia serius kali ini

“aku mencintai Jiyeon… sangat mencintainya…” kataku pelan.

“itu artinya, kau tidak setuju Jiwon dengan Minhyuk karena kau mencintainya?”Jiyeon bertanya lagi.sepertinya dia mengintrogasiku.

“kau cemburu? Seperti minhyuk?” aku mulai menggodanya. Wajahnya memerah

“apa maksudmu?”

“kau… dan Minhyuk sama… aku dan Jiyeon saling mencintai sebagai sahabat… kami bersahabat sejak kami lahir, masa kecil hingga kami dewasa selalu bersama sama. Aku tak pernah punya rahasia darinya, begitupun sebaliknya. Persahabatan kami terlalu indah untuk dinodai dengan percintaan seperti kau dan Minhyuk maksudkan…” kataku panjang lebar. Jiyeon memperhatikanku dengan seksama..” jika Jiwon terluka, aku akan menyalahkan diriku sendiri, aku akan berusaha sekuat tenaga untuknya jadi malaikat pelindungnya? Sudah kulakukan..hahahah..” aku terkekeh, Jiyeon hanya tersenyum melihatku. Aku suka tatapannya. “dia itu malaikat kecilku… aku sayang pada Jiwon.. dia cintaku hingga aku menemukan seseorang yang benar benar kucintai.” Aku menutup penjelasanku.Begitulah aku mencintai dan menyayangi Kim Jiwon sahabatku.

“aku mengerti….” Katanya pelan

“aku bingung, kenapa hal ini harus kujelaskan padamu?” aku terkekeh… aku tahu, gadis ini menyukaiku. Kami terdiam beberapa saat.

***

                “Kang Minhyuk dan Kim Jiwon menduduki urutan pertama pemenang lomba Karya Ilmiah tentang penyakit penyakit tropis!Tingkat Nasional” begitulah isi pengumuman di madding sekolah, membuat semua orang heboh.

“Kim Jiwon, selamat atas kemenangan tim mu..jam 2 siang nanti kau akan ke kantor wali kota untuk penyerahan hadiah” kata guru Park. Jiwon tersenyum kecut. Itu artinya Dia harus bertemu dengan Minhyuk. Setelah Minhyuk bilang mencintainya dia akan merasa aneh kalau bertemu dengan Minhyuk dalam keadaan seperti ini.

“shin… ottokhae?” keluh Jiwon

“wae? Ada yang salah?”

“aku  akan ketemu Minhyuk…”

“kalau begitu bagus.. kau rindu kan padanya?” Jungshin mengusap puncak kepala Jiwon

“iya, tapi….”

“tapi apa? Kau masih marah padanya, karena mengataiku brengsek?” Jiwon mengangguk.. “makasihya.. sudah menyayangiku..” jungshin merangkulnya. Mereka berjalan di koridor sekolah.

“Jiwon, hari ini aku tak bisa mengantarmu menemui Minhyuk…”

“kenapa? Kau harus ikut..aku takut…”

“kenapa takut? Kadang kau juga harus bisa tanpa aku..” Jungshin menghadapkan wajahnya

“maksudmu?”

“Minhyuk akan cemburu kalau aku bersamamu terus..kau tak mau kan dia salah paham terus?”

“dari mana kau tahu dia cemburu?”

“tanyakan saja padanya…”

***

                Kikuk. Minhyuk dan Jiwon sama sama kikuk sesaat setelah menerima trofi kemenangan keduanya. Mereka duduk di meja bersama dengan guru pendamping mereka.

“aku tahu kalian akan menang..” kata guru Park pada Minhyuk dan Jiwon

“aku juga.. kalian kan tim yang hebat..” tambah guru Min.. guru dari sekolah Minhyuk. Minhyuk dan jiwon hanya mengangguk tersenyum.

“kalian kenapa diam saja?”

“………………….”

***

Jiwon POV

“aku akan ke luar negri Shin..” Jungshin berhenti menjilati es krimnya

“benarkah?”

“aku dan Minhyuk memenangkan lomba itu, kami akan ke Inggris selama enam bulan..” jelasku.

“wahhh… hebat sekali Jiwonku..” Jungshin mengusap kepalaku..aku pasti akan merindukannya

“andai saja kau ikut shin..” kataku lagi

“ya!! Kan ada Minhyuk..” katanya lagi. Walau bagaimanapun aku dan Minhyuk masih sama sama malu selepas kejadian waktu itu.

“iya sih…” ujarku lemah. Aku menjilati es krimku

“besok kita hentikan salah paham ini… ayo ketemu Minhyuk..” kata Jungshin. Aku tak mengerti, belakangan dia selalu membicarakan tentang kesalahpahaman dan Minhyuk yang cemburu dengan dirinya.

“hmmm..” gumamku menurutinya.

Keesokan harinya, dengan segenap keberanian yang kukumpulkan, aku menelpon Minhyuk, mengajaknya piknik bersama Jungshin.Kami Juga mengajak Jiyeon. Dan dia setuju, walau nadanya agak aneh. Aku dan Jungshin kemudian menjemputnya di rumah. Jungshin meminjam mobil ayahnya. Karena hari ini hari Minggu jadi mobil nganggur.

“Minhyuk..ayo…” ajakku, aku memulai pembicaraan ini dengannya. Dia duduk di bangku tengah. Sesekali memperhatikan kami, aku dan Jungshin. Minhyuk tak banyak bicara selama perjalanan menjemput Jiyeon.Sesekali mengikuti pembicaraanku dan Jungshin. Akhirnya Minhyuk bicara juga saat Jiyeon ikut bersama kami. Mereka membicarakan tentang sekolah mereka. Walau tak banyak bicara denganku, aku senang, dia akhirnya bisa angkat suara Juga.Jungshin mengajak kami ke Villa puncak milik keluarganya. Aku sering mengunjungi tempat ini dan takkan pernah bosan.

Kami memulai piknik kami dengan membuat aneka hidangan barbeque. Sesekali tertawa membiarkan asap mengenai wajah kami. Jungshin, aku rasa sahabatku ini menyukai Jiyeon, mereka sangat akrab.Aku tak tahu mereka seakrab itu. Sementara Minhyuk? Dia tampaknya marah melihat Jungshin dan Jiyeon bersama.Apa dia menyukai Jiyeon? Lalu bagaimana dengan dia bilang mencintaiku waktu itu?. Ahh sudahlah…

“Minhyuk, aku ingin bicara padamu…” Jungshin mendekati Minhyuk.Aku langsung paham dan menjauhi mereka.Begituoun dengan Jiyeon.Kami memutuskan untuk menyiapkan minuman dan menata meja.

***

Jungshin POV

“Minhyuk, aku ingin bicara padamu…” kataku. Minhyuk mengikutiku dari belakang. Dia tampaknya marah karena melihatku dengan Jiyeon yang sedari tadi, entahlah..akrab? Ahaha..

“ada apa?” katanya ketus

“kau salah paham padaku.. Minhyuk..”

“kau tahu? Aku ingin sekali  menghajarmu Jungshin!!!” dia meneriakiku. Aku tersenyum sinis

“coba saja… lalu Jiwon akan membencimu selamanya..” kataku enteng. Dia semakin kelihatan marah. Aku melihat kepalan tangannya yang kaku.

“aku mencintai Jiwon.. lebih dari apapun yang kumiliki… kami bersahabat sejak lahir.. dan kau tak bisa mengubah itu Minhyuk…” dia terdiam menatapku tajam

“kau ini bodoh atau apa sih? Jelas jelas Jiwon itu suka padamu..kau malah gak peka!”

“jiwon? Menyukaiku?” dia tampak bingung.Minhyuk ternyata tidak tahu tentang perasaan Jiwon padanya.

“kau tidak percaya? Aku ini orang yang paling Jiwon percayai..aku sahabat terbaiknya.. hal terbaik yang dia punya!” geramku. Sebetulnya aku sedikit kelewat percaya diri sih..

“jadi? Kau dan Jiwon? Dan kau tidak berselingkuh darinya?” Minhyuk kini tampak bodoh dihadapanku. Aku geram ingin menyentilnya. Dan aku menyentilnya.

“sudah kuduga…. Kau boleh pacaran dengan Jiwonku, asal berbaik baiklah padaku..”

“jiwonmu? Cih!” dia mencibirku? Oh minhyuk, kau mau mati ya?

“jadi? Siapa yang bego skarang?” aku menyentilnya lagi

“maafkan aku shin..”

***

                Setelah hari itu, aku dan Minhyuk lebih akrab dan tak terlihat pertengkaran lagi diantara kami. Dia mencintai Jiwon.Semuanya berjalan dengan lancar.Minhyuk begitu baik pada Jiwon, menggantikan sebagian besar tugasku yang biasanya kulakukan bersama Jiwon. Dan aku rasa Jiwon senang. Apalagi mereka akan menjalani pertukaran siswa di Inggris selama enam bulan. Tidak mungkin kan, aku ikut ke Inggris. Ada Minhyuk, aku percaya pada pria ini. Entahlah..dia akan menjaga Jiwonku?. Sementara Jiyeon? Dia menggantikan posisi Jiwon duduk di bangku Tim.Setiap aku bertanding, menemaniku minum ice mocca, makan Toppokki bareng, atau makan es krim. Selama enam bulan Jiyeon menggantikan Jiwon mengajarkanku tentang pelajaran yang tak aku mengerti.

Jiwon POV

Aku dan Minhyuk berangkat ke Inggris untuk pertukaran siswa. Salah paham diantara kami terselesaikan. Aku akhirnya mengerti tentang salah paham yang dimaksud Jungshin. Dan tentu saja dibalik itu semua, aku jadi yakin Minhyuk benar benar mencintaiku. Dia menggantikan tugas Jungshin. Mengantarku kemana mana, membelikanku gulali, teman belajarku atau tempatku bersandar saat aku lelah. Aku kangen Jungshin, aku harap  dia baik baik saja. Dia tak perlu lagi khawatirkan aku, ada Minhyuk yang menjagaku disini.

end

 

7 thoughts on “Value of Friendship (part 2 of 2)

    • emang gitu ya? hahah.. iya nih author pas milih cast gak sengaja namanya hampir mirip gitu. abis 2.2x author suka, cantik cantik

Guest [untuk kamu yang tidak punya acc *cukup masukkan nama & email**email aman*] | [Bisa juga komen melalui acc Twitter & Facebook]